.png)
Harga Properti Residensial Triwulan I 2024
Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer melanjutkan peningkatan. Hal tersebut tecermin dari perkembangan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan I 2024 yang secara tahunan tumbuh 1,89% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 1,74% (yoy). Peningkatan IHPR tersebut terutama didorong oleh kenaikan harga properti tipe kecil yang meningkat 2,41% (yoy), melanjutkan kenaikan harga pada triwulan IV 2023 yang sebesar 2,15% (yoy). Lebih lanjut, perkembangan harga rumah tipe menengah dan besar pada triwulan I 2024 juga terindikasi masih meningkat meski tidak setinggi triwulan sebelumnya. Harga masing-masing tipe tersebut naik sebesar 1,60% (yoy) dan 1,53% (yoy), melambat dari 1,87% (yoy) dan 1,58% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Secara spasial, dari 18 kota yang diamati, sembilan kota mengalami peningkatan IHPR, delapan lainnya mengalami perlambatan sementara satu kota tercatat mengalami penurunan. Peningkatan harga rumah terbesar pada triwulan I 2024 terutama terjadi di Kota Samarinda (2,45%, yoy), Pontianak (4,68%, yoy), dan Denpasar (1,48%, yoy). Adapun perlambatan terutama terjadi di Kota Bandar Lampung (0,10%, yoy), Surabaya (0,34%, yoy), dan Balikpapan (0,48%, yoy), sedangkan di Kota Pekanbaru tercatat kontraksi 0,13% (yoy).
Secara triwulanan, harga properti residensial primer pada triwulan I 2024 juga melanjutkan peningkatan sebesar 0,57% (qtq), lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga pada triwulan sebelumnya yang sebesar 0,25%, qtq. Kenaikan harga properti residensial secara triwulanan didorong oleh menguatnya harga seluruh tipe rumah, terutama harga rumah tipe kecil. Peningkatan harga rumah tipe kecil, tipe menengah, dan tipe besar masing-masing sebesar 0,67% (qtq), 0,40% (qtq) dan 0,27% (qtq), lebih tinggi dari perkembangan harga triwulan sebelumnya yang sebesar 0,36% (qtq), 0,19% (qtq), dan 0,25% (qtq). Secara spasial, peningkatan IHPR Primer secara triwulanan terutama terjadi di Kota Samarinda (2,18%, qtq), Denpasar (1,07%, qtq), dan Surabaya (0,25%, qtq).
Peningkatan harga properti residensial pada triwulan I 2024 diperkirakan dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan bangunan. Hal tersebut tecermin dari peningkatan IHPR yang sejalan dengan pergerakan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Subkelompok Pemeliharaan, Perbaikan, dan Keamanan Tempat Tinggal/Perumahan pada Maret 2024 sebesar 1,89% (yoy), lebih tinggi dari 1,74% (yoy) pada triwulan IV 2023. Selain hal tersebut, peningkatan harga properti residensial juga didorong oleh peningkatan permintaan yang tecermin dari penjualan rumah yang meningkat tajam pada triwulan laporan.
Penjualan Properti Residensial Triwulan I 2024
Penjualan properti residensial di pasar primer pada triwulan I 2024 secara tahunan menunjukkan peningkatan. Penjualan properti residensial triwulan I 2024 meningkat signifikan sebesar 31,16% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 3,37% (yoy). Peningkatan penjualan properti pada triwulan I 2024 terjadi pada seluruh tipe rumah. Peningkatan penjualan rumah tipe kecil, tipe menengah, dan tipe besar masing-masing sebesar 37,84% (yoy), 13,57% (yoy), dan 48,51% (yoy). Berdasarkan informasi dari responden, faktor utama yang mendorong peningkatan penjualan adalah pembukaan proyek baru yang berhasil menarik minat konsumen. Namun demikian, masih terdapat sejumlah faktor yang menghambat pengembangan maupun penjualan properti residensial primer antara lain: i) Kenaikan harga bangunan (37,55%); ii) Masalah perizinan (23,70%); iii) Suku bunga KPR (21,43%); dan iv) Proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR (17,31%). Peningkatan penjualan rumah primer secara tahunan didorong oleh menguatnya penjualan rumah selama triwulan I 2024. Penjualan rumah primer pada triwulan I 2024 secara triwulanan meningkat sebesar 12,89% (qtq), lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (2,12%, qtq). Peningkatan jumlah rumah terjual secara triwulanan ditopang oleh peningkatan penjualan seluruh tipe rumah, baik rumah tipe kecil (15,29%, qtq), tipe menengah (12,21%, qtq), maupun tipe besar (5,14%, qtq).
Pembiayaan Properti Residensial
Pada triwulan I 2024 sumber pembiayaan utama pengembang dalam pembangunan properti residensial terutama berasal dari dana internal perusahaan dengan pangsa sebesar 72,93%. Sumber pembiayaan lainnya yang menjadi preferensi pengembang untuk pembangunan rumah primera adalah dari pinjaman perbankan (16,34%) dan pembayaran dari konsumen (6,77%).
Sementara dari sisi konsumen, skema pembayaran utama dalam pembelian rumah primer adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dengan pangsa sebesar 76,25%, diikuti oleh pembayaran tunai bertahap (16,59%) dan tunai (7,17%). Kondisi ini menyebakan KPR menjadi skema utama (76,25%) dalam pembiayaan pembelian rumah primer.
Pada triwulan I 2024 total nilai kredit KPR dan KPA secara tahunan tumbuh sebesar 6,83% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 12,17% (yoy). Realisasi KPR dan KPA pada triwulan I 2024 yang melambat secara tahunan disebabkan oleh penurunan penyaluran KPR dan KPA pada tiga bulan terakhir (-3,16%, qtq).
SUMBER : Bank Indonesia